Rabu, 04 November 2015

7 Misteri Sekolah ( Episode terakhir)



Misteri 7 : Gadis Pengkisah.
            “ Siapa kau?” tanya Ilo membuatku sedikit terkejut. Tapi itu tak lama, aku segera menutupi rasa terkejutku dengan sebuah senyuman misterius.
            “ Aku? Aku hanyalah sang pengkisah,” jawabku pendek. Ilo menatapku dengan pandangan tak percaya. Harus kuakui aku memang terkejut ketika ia bertanya padaku. Sejauh ini tak ada seorangpun yang mampu melihatku. Mereka semua hanya mendengar kisah-kisahku tanpa pernah melihat sosokku. Tapi, lelaki ini bahkan mampu menyapaku. Benar-benar sebuah keanehan.
            “ Ilo kamu lagi ngomong sama siapa sih?” tanya Indah. Telunjuk Ilo mengarah ke arahku. “ Jangan becanda deh Lo, nggak ada siapa-siapa di sini. Aku pulang dulu deh. Ternyata si Rendra hanya bermulut besar saja. Benar katamu, nggak ada yang namanya hantu.” tukasnya melangkah pergi diikuti teman-temannya. Sementara Ilo hanya berdiri mematung masih menatapku dengan intens. Mungkin dia heran mengapa aku tak bisa dilihat oleh mata temannya itu. Tapi apa peduliku. Ini adalah kisahku. Aku yang mengkisahkan padamu tentang misteri di sekolah. Kini ketika aku ingin menyebarkan kisahku, membuatmu percaya pada misteri-misteri itu, lelaki bernama Ilo ini malah melihat sosokku. Ini pasti akan menjadi hal yang menyebalkan. Aku tidak suka terlihat. Ah pada dasarnyapun aku tidak bisa dilihat.

            “ Siapa kau?” ia kembali mengulang pertanyaan yang tentu saja kujawab dengan jawaban yang sama. Ia mendengus kesal.
            “ Jangan bercanda. Pengkisah apanya? Kenapa hanya aku saja yang bisa melihatmu?” Aku mengedikan bahu tak peduli.
            “ Aku nggak bercanda, memang itulah aku terserah kau percaya atau tidak. Aku di sini berdiri bukan untuk membuatmu percaya pada keberadaanku. Aku di sini untuk menyebarkan kisah membuat pendengarnya percaya pada kisah yang aku berikan.” jelasku. Ilo tampak tidak mengerti dengan apa yang aku ucapkan. Tapi apa peduliku. Aku segera membalikan tubuhku pergi. Sudah saatnya aku menceritakan kisah-kisah lainnya. Aku tidak punya waktu untuk berbincang dengannya.
****
            Setiap tempat memiliki kisah misterinya sendiri, terutama sekolah. Sekolah merupakan tempat yang sangat menarik. Karena di dalamnya dapat tersimpan berbagai misteri yang sangat seru untuk diceritakan. Aku sangat senang ketika harus menceritakan tentang kisah-kisah misteri di sekolah, karena orang-orang sangat mudah mempercayai ceritaku. Dan ketika kepercayaan mereka kepada kisahku sudah sangat kuat, maka kisah-kisah yang mereka percayai itu akan menjadi nyata dan terjadi pada diri mereka sendiri.
           Selama ini aku sudah sering mengelilingi sekolah-sekolah di seluruh dunia ini. Mengkisahkan berbagai misteri, menebar kepercayaan dalam ketakutan. Aku tidak bisa dilihat oleh mereka bahkan mungkin olehmu. Tapi kisahku dapat didengar. Baik olehmu maupun oleh mereka. Tapi untuk pertama kalinya seseorang dapat melihat sosokku. Terkejut? Tentu saja. Ketika kau tidak pernah dianggap ada dan kemudian ada yang menganggapmu tentu mengejutkan bukan. Itulah yang terjadi padaku ketika lelaki bernama Ilo itu mellihat sosokku.
            “ Apa yang kau lakukan di sini?” tanyaku pada Ilo. Hari ini malam telah datang. Bulan purnama berlumuran pantulan sinar matahari terasa cukup terang. Aku yang tengah berdiri di depan jendela salah satu kelas merasa terganggu dengan kehadiran Ilo. Aku tengah memikirkan kisah apa yang bisa kuceritakan padamu dan pada mereka, tapi lelaki ini dengan begitu saja muncul di hadapanku.
            “ Aku hanya ingin mengetahuimu lebih dalam. Diantara teman-temanku hanya aku saja yang bisa melihatmu. Berdasarkan teori-teori mereka mungkin kau adalah hantu. Tapi aku tidak percaya pada keberadaan hantu. Maka aku bertanya padamu. Siapa kau?” Aku menyunggingkan senyum samar. Siapa aku? Apakah aku hantu. Tentu tidak. Jawabannya sudah jelas sekali. Aku bukanlah orang mati yang menjadi hantu,lantas apakah aku ini. Entahlah aku sudah melupakan jati diriku sendiri. Hanya satu yang jelas ku mengerti.
            “ Aku adalah pengkisah. Aku datang ke sini untuk mengisahkan sesuatu yang tak kau ketahui, sesuatu yang terkadang luput dari matamu. Misteri.” aku menjawabnya.
            “Jadi kau adalah awal dari semua cerita-cerita misteri bodoh yang sering diceritakan oleh semua orang di sekolah ini?” Aku mengangguk pelan masih dengan senyuman tipis di wajahku.
            “ Kalau begitu hentikan semua cerita bodoh milikmu itu! Cerita tak berdasar yang hanya membuat orang menjadi pengecut.” perintahnya. Aku mendekat dengan cepat dan begitu dekat hingga hembusan napasnya dapat kurasakan.
            “ Bukan aku yang membuat mereka menjadi pengecut. Aku hanya mengisahkan. Percaya atau tidaknya mereka bukan masalahku. Kalau mereka menjadi pengecut karena kisahku, maka itu adalah salah mereka sendiri mempercayai kisahku. Karena kisah hanyalah sebuah kisah sampai kau mulai percaya pada kisah itu. Saat kau percaya, maka kisah yang kau percayai akan menjadi nyata.” Ilo membelalak mendengar penjelasanku. Ia kemudian mendorong tubuhku kasar. Aku mundur beberapa langkah namun tak jauh dari tempatnya berdiri.
            “ Kau pasti bertanya-tanya mengapa hanya kau yang bisa melihatku? Itu karena ketidakpercayaanmu pada kisahku. Ketidakpercayaanmu itu membuat kisah-kisahku tak berdaya dan hanya menjadi kisah dan membuat keberadaanku terlihat di matamu. Ketidakpercayaanmu membuatmu membentuk dunia baru untukmu, dan aku tak ada di dalamnya, sehingga kesadaranmu akan keberadaanku meningkat. Mungkin bisa dibilang kita hidup di dunia yang berbeda meski dalam dimensi yang sama. Pertanyaannya adalah siapakah yang menghilang diantara kita?”
            “ Maksudmu?” Aku tertawa kecil.
            “ Saat dua makhluk dengan dunia berbeda sama dimensi bertemu, akan terjadi ketidakseimbangan. Dalam satu dimensi harusnya hanya terdapat satu dunia, duniamu atau duniaku. Aku sama denganmu hidup diantara orang-orang yang sama denganmu. Karena itulah dimensi ini hanya akan mengakui satu dunia saja, duniamu atau duniaku. Lalu menurutmu siapa yang akan menghilang?” llo menelan ludahnya gugup. Aku tahu sekali lelaki di depanku ini tengah berusaha mencerna semua kata-kataku. Karena semua yang kukatakan itu tidak salah. Setengah menit kemudian wajahnya memucat membuatku semakin lebar dalam menyunggingkan senyuman.
            “ Kau sudah mengerti bukan? Di dimensi ini duniamu lah yang akan menghilang. Dunia dimana kisah-kisahku tak lagi nyata. Kau tau kenapa bukan? Karena teman-teman dan semua orang di sekelilingmu lebih mempercayai kisahku ketimbang kau.” bisikku pelan. Ilo menggeleng. Ia tidak mampu mengucapkan sepatah kata. Aku meliriknya senang. Perlahan kedua kakinya mulai transparan dan menghilang. Lelaki itu panik melihat kakinya menghilang. Ia terlihat seperti minta tolong, tapi tentu saja tidak ada yang datang menolongnya. Ah kaupun tak bisa menolongnya. Saat ini kau hanyalah penonton dan pendengar. Setelah kakinya menghilang, bagian tubuhnya mulai menghilang satu persatu. Ia masih saja meminta tolong dengan suara pilu. Tapi sayang tidak akan ada yang bisa mendengarnya.
            Tak butuh waktu lama untuk Ilo menghilang dari dimensi ini. Kini hanya tinggal duniakulah yang berkuasa. Aku menyeringai. Tampaknya aku punya satu stok bahan cerita untuk ku kisahkan padamu. Ya kisah mengenai murid yang menghilang begitu saja. Hmm? kau siap mendegarkan? Ini adalah kisahku 7 Misteri di Sekolah. Kisah mana yang ingin kau dengarkan?


Selesai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar