Jumat, 30 Oktober 2015

7 Misteri Sekolah (Episode 4)

 Apa yang kau pikirkan ketika kau sendirian? Pernahkah kau berpikir bahwa kau tidak sendirian bahkan ketika tidak ada seseorang pun di sisimu? Kini aku akan mengisahkan kepadamu kisah tentang kesendirian. Kuharap dengan kisah ini kau bisa membuka matamu. Bersiaplah.
Misteri 4 : Toilet
Opi memandang bayangannya di depan cermin. Ia mengutak atik poninya yang berantakan. Mengeluh, Opi meniup kembali poninya berharap bisa rapi kembali.Mendadak Opi menghentikan kegiatan berdandannya saat ia mendengar suara gaduh dari bilik toilet di belakangnya. Opi mengernyit, seingatnya saat ia masuk ke dalam toilet tidak ada satu orang pun di dalamnya. Suara gaduh itu masih saja berbunyi, bahkan kali ini bunyinya terdengar makin keras. Opi terdiam. Jantungnya berdetak sangat kencang. Keringat dingin keluar dari pori-pori tubuhnya. Ia gemetar ketakutan. Bayangan mengenai obrolan teman-temannya kembali terngiang.

 "Hati-hati dengan toilet yang paling ujung, konon katanya pernah ada cewek yang bunuh diri di dalamnya. Terus cewek itu sekarang jadi arwah gentayangan." Opi bergidig ngeri. Tidak mungkin kan ucapan teman-temannya itu nyata. Mengumpulkan sedikit demi sedikit keberaniannya, Opi mulai mendekati bilik bermasalah itu. Ia masih meyakinkan dirinya, tak akan ada yang terjadi. Hantu itu tidak nyata. Berkali-kali Opi mensugesti dirinya sendiri. Opi semakin dekat. Namun suara itu sama sekali tidak berkurang. Opi telah sampai di depan bilik toilet. Kakinya sudah sangat gemetar, tapi rasa penasaran membuatnya membuka pintu bilik toilet.
 Tidak ada apa-apa. Bilik toilet itu masih kosong. Tidak ada orang ataupun hantu. Opi bernapas lega. Ternyata kekhawatirannya terlalu berlebihan. Tapi suara apa itu? Pikir Opi. Ia mengacuhkan rasa khawatirnya dan berbalik ke luar.
 "Mau kemana kau. Kenapa tak kau temani saja aku di sini. Aku kesepian." Bisik sebuah suara di telinga Opi. Bulu kuduk Opi langsung berdiri. Ia memutar tubuhnya mencari tahu siapa pemilik suara itu. Tak ada siapa-siapa. Normalnya ia merasa lega, namun ia justru merasa semakin ketakutan. Angin semilir berhembus di telinganya. Opi terlonjak. Suasana toilet sangat sepi seolah ia benar-benar terisolasi dari dunia luar. Suara bising-bising dari luar yang bisanya terdengar mengganggu, justru menghilang begitu saja, menyisakan kesunyian yang mencekam. Opi benar-benar sampai di puncak ketalutannya. Berlari ia keluar, membuka pintu keluar toilet. Tapi pintu toilet tidak mau terbuka. Setengah menjerit Opi meminta tolong. Tapi tidak ada respon. Sunyi. Teriakan Opi makin kencang, memang sudah tidak ada lagi yang terjadi, tapi justru itulah yang membuatnya semakin ketakutan.
 "Stt tenanglah, aku ada di sini. Mulai sekarang kita akan bersama." Bisik sebuah suara. Tiba-tiba sepasanh tangan muncul dari bawah bilik toilet menangkap kaki Opi. Opi menjerit meronta melepaskan diri. Tapi sia-sia tangan yang menariknya terlalu kuat. Opi terjatuh terlungkup. Ia ingin berteriak tapi suaranya tertahan tidak mau keluar. Kedua tangan itu terus membawa Opi ke bilik toilet paling ujung. Opi sudah pasrah. Energinya sudah terlalu banyak terkuras. Ia membiarkan tubuhnya di seret ke bilik toilet paling ujung.
 "Selamat datang." Sapa makhluk mengerikan di depannya. Opi berani bersumpah seumur hidupnya tak pernah ia lihat makhluk yang lebih mengerikan dari makhluk.yang ada di depannya.
 Tak banyak yang bisa kukatakan kali ini. Aku hanya berharap setelah kau mendengar kisah ke empatku ini pikiranmu mulai terbuka. Haruskah ku kisahkan padamu ke 7 misteri ini agar kau percaya ini benar terjadi. Masih siapkah kau menanti kisahku selanjutnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar