Senin, 09 November 2015

Aku, Kau, Ia dan Perjuangan



Di tanganmu tergenggam senjata
Meski bukan pemusnah massal, tak hentinya engkau berjuang
Demi sebuah kata dan pengakuan kau beranikan diri
Tak peduli berapa ribu peluru menghujam kau tetap menerjang
Berdiri tegak di kaki sendiri, itulah yang kau harap
            Meski ribuan musuh menyerang kau tetap tegak berdiri
            Meski terluka terkoyak tak henti langkahmu  tuk berjuang
            Teriakan-teriakan penyemangat membahana langit luas
            Merdeka-merdeka-merdeka
            Meski hanya satu kata yang dituju

            Butuh berliter-liter darah tuk mencapainya
Kini sudah lebih dari setengah abad iaberjuang
Berjuang demi ibu pertiwi demi generasi penerus bangsa
Demi kebahagiaan semua bangsa Indonesia
Kini tak ada lagi yang mengurung kebebasan bangsa
Semua bebas terbang, bebas mengarungi nusantara
Berkatnya tak ada lagi yang menangis tersiksa
Karenanya belenggu itu terlepas menghilang entah kemana
            Lalu berakhirkah semua?
            Saat negeri ini bebas dari belenggu, bebas terbang dari Sabang hingga Merauke
            Setelah ia berhasil mengusir keasingan yang diam di nusantara
            Benarkah telah usia perjuangan?
Tidak kawan, meski ia telah tiada meski perjuangannya telah usai
Tidak dengan kita
Perjuangannya hanyalah awal, sekarang saatnya kita memegang estafet perjuangan
Di tangan kitalah nasib bumi pertiwi dipertaruhkan
Akankah menderita atau bahagia
            Kini tibalah kita untuk mengangkat senjata
            Memajukan bangsa di mata dunia
            Biar semua tahu siapa kita
            Agar tak lagi kita jadi budak
            Hanya diberi kesenangan tanpa kebebasan
            Kini saatnya kita berjuang
            Buat ibu pertiwi di puncak kejayaan
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar