Minggu, 01 November 2015

7 Misteri Sekolah (Episode 5)



Masihkah kau ada di sini? Apakah kau sudah mempercayai, di dunia ini banyak hal yang tidak kau mengerti. Bahkan mungkin di sekitarmu, seringkali kau luput akan berbagai hal. Tanpa kau sadari hal yang luput itu bisa menjadi suatu hal yang besar bagimu. Hari ini sama seperti hari sebelumnya, aku akan terus mengisahkan 7 kisah misteri sekolah ini khusus untukmu. Aku mengisahkannya agar kau percaya dan waspada, di sekolah yang kau tempati itu pun menyimpan sejuta misteri yang sangat menarik.
Misteri 5 : Tangga ke-13

            Pernahkah kau mendengar tentang keberadaan tangga ke-13? Kalau belum kau pasti anak yang tak pernah bergaul dengan temanmu. Karena cerita tentang tangga ke 13 ini begitu populer, meski tak semua orang mempercayainya. Salah satu dari mereka yang bersikap acuh terhadap cerita ini adalah Anin. Gadis yang kini duduk di kelas X itu tak pernah mempercayai kisah misteri yang kerap kali diceritakan oleh teman-temannya. Ia memang penyukai cerita misteri macam Holmes atau Poirot, tapi tentunya bukan cerita misteri tanpa penjelasan logika seperti tangga ke-13 itu.
            “ Konyol!” komentar Anin yang dibalas dengan pelototan Haniv. Bagaimana tidak di saat Haniv sedang semangat-semangatnya bercerita tentang tangga ke 13 itu, Anin muncul begitu saja, komentar tidak jelas.
            “ Kalau nggak mau denger ceritaku mending kamu minggir aja deh Nin. Kamu mengganggu orang lain yang pingin denger lanjutan ceritaku.” balas Haniv. Anin mendengus kesal, tapi tak urung juga ia pergi. Ia malah menghempaskan tubuhnya ke bangku sebelah Haniv yang kosong ikut mendengarkan cerita Haniv.
            “ Ku kira kamu bakal pergi. Bukannya kamu ngga tertarik sama hal yang beginian?” cibir Haniv. Anin mengangkat bahunya tak peduli. Ia memang tidak tertarik pada cerita misteri tanpa logika Haniv, tapi Anin sangat penasaran mengapa cerita tentang tangga ke 13 itu menjadi sangat populer di kalangan teman-temannya. Dengan mimik serius Anin mendengarkan cerita Haniv.
            Beginilah cerita Haniv. Konon tangga ke 13 itu tidak muncul begitu saja. Desas-desus yang beredar jika seseorang menemukan tangga ke 13 itu, makhluk dari dunia lain akan membawanya ke dunia mereka, sebab tangga itu merupakan gerbang antara dunia ini dan dunia mereka. Kabarnya pernah ada salah satu kakak kelas yang secara kebetulan menemukan tangga ke -13 itu, dan esoknya ia hilang tanpa bekas.
            “ Bukankah itu hanya melebih-lebihkan saja?” tanya Anin skeptis. Haniv menggerutu.
            “ Terserah kamu sajalah Nin, makanya aku nggak suka jika kamu ada di sini saat aku bercerita.”
            “ Lagipula apa itu tangga ke-13? Memangnya berapa jumlah tangga di sekolah kita?” tanya Anin lagi. Haniv menghela napas kesal.
            “ Dengarkan aku ya, kalo kamu naik tangga, hitung aja anak tangganya. Pasti ada 12, nah kalo kamu menemukan ada 13 anak tangga, itu tuh yang disebut tangga ke 13.” jelas Haniv.
            “ Kalo gitu kenapa namanya tangga ke-13 bukan anak tangga ke 13?” Haniv hanya melotot mendengar pertanyaan konyol Anin.
            Anin termenung. Buatnya cerita Haniv sama sekali tidak masuk akal. Logikanya menolak semua cerita Haniv. Tiba-tiba ia mendapat ide. Anin akan mencari tangga ke -13 itu dan membuktikan pada semua orang, kalau cerita tanpa logika itu sangat buruk dan tak beralasan. Anin menetapkan hatinya. Nanti malam ia sendiri yang akan mencari bukti mengenai ketidakberadaan tangga ke 13 itu.
*****
            Malam sudah mulai masuk ke pertengahannya. Cahaya bulan separuh tertutup oleh awan mendung yang sedari tadi tak kunjung hilang. Anin telah berada di sekolah sejak petang lalu. Ia telah mempersiapkan segalanya. Anin mulai berkeliling sekolah. Ada banyak tangga yang menghubungkan lantai satu dengan lantai dua dan lantai dua dengan lantai tiga. Anin mengeluh pelan, seharusnya tadi siang ia bertanya pada Haniv dimana lantai yang dimaksudkan oleh teman sekelasnya itu. Jadilah Anin hanya berputar-putar mengelilingi gedung sekolahnya.
            Anin kini berada di gedung kelas X. Bangunan gedung kelas X masih terhitung bangunan kuno. Banyak jendela besar dan pintu dari kayu. Kabarnya sekolah Anin merupakan peninggalan Belanda, karena itu banyak bangunan tinggalan Belanda yang masih berdiri kokoh. Anin langsung menuju ke tangga yang menghubungkan lantai 1 dan lantai 2. Perlahan gadis itu menaiki tangga sembari menghitung jumlahnya.
            “ 11...........12........” Anin membuang napas lega. Jumlah anak tangga itu 12. Tak ada yang aneh. Anin pun melanjutkan perjalanan dari lantai 2 ke lantai 3. Hal itu terus Anin ulangi di gedung-gedung yang ia kunjungi berikutnya. Sama. Semua anak tangga di setiap gedung hanya berjumlah 12, bukan 13. Anin semakin tidak mempercayai cerita Haniv. Ia menganggap  cerita lelaki itu hanya bohong belaka. Tak nyata.
            Saat Anin memeriksa tangga terakhir di gedung kelas XII, tiba-tiba saja angin semilir berhembus. Angin itu terasa dingin, namun aneh membuat bulu kuduk Anin mendadak berdiri. Anin mengernyit. Jelas sekali ia tidak ketakutan, tapi kenapa bulu kuduknya tiba-tiba berdiri. Tidak hanya itu saja keanehan yang dialami Anin. Setelah angin itu berhembus mendadak suasana terasa begitu sunyi. Padahal kurang dari semenit yang lalu Anin masih bisa mendengar hewan-hewan kecil mengadu suara menimbulkan bunyi berisik yang indah. Namun sekarang jangankan suara hewan beradu suara jangkrik tak dapat terdengar. Anin mengencangkan jaketnya ke kedua sisi tubuhnya. Perasaannya mulai tidak enak. Rasa takut yang tadinya tidak pernah ada di dalam dirinya, mulai muncul sedikit. Anin bergegas pulang. Ia pun menuruni tangga. Entah apa yang ada di pikiran Anin, ia justru menghitung jumlah anak tangga yang dituruninya.
            “ 12....1..3???” Anin mengernyit heran. Bagaimana mungkin? Ia yakin sekali saat menaiki tangga tadi ia hanya menghitung ada 12 anak tangga. Meyakinkan diri Anin kembali naik sambil menghitung jumlah anak tangga.
            “ 12,,,,,13,,...” Anin kembal terkejut. Belum habis rasa terkejut Anin, senter yang ia pakai sebagai satu-satunya penerangan mati. Anin terlonjak. Tiba-tiba di sekelilingnya Anin mendengar banyak suara-suara. Suara rintihan kesakitan, kesedihan, dan kemarahan bergaung di telinga Anin. Gadis itu hanya bisa membatu. Meskipun ia ingin menjerit, suaranya tak bisa keluar. Ia hanya berdiri membiarkan suara-suara itu bergaung di telinganya.
            Sepasang mata merah tiba-tiba memandangnya. Sontak Anin mundur ke belakang. Tubuhnya gemetaran. Sepasang mata merah itu terus memandangnya. Anin tidak tahu makhluk apa itu. Kegelapan membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas makhluk di depannya. Sepasang mata itu semakin mendekati Anin membuat gadis itu terus melangkah ke belakang. Anin bahkan tidak menyadari ia telah berdiri di ujung tangga. Sepasang mata merah itu seolah-olah menyuruhnya untuk terus melangkah ke belakang.
            “ Ah!” jerit Anin saat kakinya tergelincir. Tubuhnya jatuh berguling di tangga. Anin mengeluh kesakitan. Sekujur tubuhnya tak dapat digerakan. Matanya semakin berat seolah meminta untuk ditutup. Ketika Anin akan menutup matanya sosok sepasang mata merah itu menampakan diri. Anin sangat terkejut tapi tubuhnya terlalu sakit untuk mengekspresikan keterkejutannya. Ia hanya bisa bergumam pelan.
            “ Ternyata kamu..lah pelakunya.”
            Esoknya berita Anin yang hilang tersebar begitu cepat. Tidak ada yang tahu kemana gadis itu pergi. Hanya saja senter miliknya ditemukan di bawah tangga di gedung kelas XII. Sosoknya hilang bagai di telan bumi. Cerita mengenai Anin yang hilang dibawa makhluk dunia lain karena menemukan tangga ke 13 langsung tersebar. Tak ada yang menyadari salah satu diantara siswa-siswa itu menyunggingkan senyum licik dan puas.
****
            Sudah lima kisah kuceritakan padamu. Sudah bisakah kau mengambil makna dari kisah-kisahku. Apa kini kau mulai takut dengan sekolahmu? Siapa tahu saja ternyata sekolahmu menyimpan begitu banyak misteri yang mungkin tak bisa kau temukan bahkan jika kau menghabiskan waktu 3 tahun untuk mencarinya. Aku tidak sabar menanti reaksi mu ketika  7 kisah ini selesai kuceritakan padamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar