Masihkah kau ada di sini? Apakah kau sudah
mempercayai, di dunia ini banyak hal yang tidak kau mengerti. Bahkan mungkin di
sekitarmu, seringkali kau luput akan berbagai hal. Tanpa kau sadari hal yang
luput itu bisa menjadi suatu hal yang besar bagimu. Hari ini sama seperti hari
sebelumnya, aku akan terus mengisahkan 7 kisah misteri sekolah ini khusus
untukmu. Aku mengisahkannya agar kau percaya dan waspada, di sekolah yang kau
tempati itu pun menyimpan sejuta misteri yang sangat menarik.
Misteri 5 : Tangga ke-13
Pernahkah
kau mendengar tentang keberadaan tangga ke-13? Kalau belum kau pasti anak yang
tak pernah bergaul dengan temanmu. Karena cerita tentang tangga ke 13 ini
begitu populer, meski tak semua orang mempercayainya. Salah satu dari mereka
yang bersikap acuh terhadap cerita ini adalah Anin. Gadis yang kini duduk di
kelas X itu tak pernah mempercayai kisah misteri yang kerap kali diceritakan
oleh teman-temannya. Ia memang penyukai cerita misteri macam Holmes atau
Poirot, tapi tentunya bukan cerita misteri tanpa penjelasan logika seperti
tangga ke-13 itu.
“ Konyol!” komentar Anin yang
dibalas dengan pelototan Haniv. Bagaimana tidak di saat Haniv sedang
semangat-semangatnya bercerita tentang tangga ke 13 itu, Anin muncul begitu
saja, komentar tidak jelas.
“ Kalau nggak mau denger ceritaku
mending kamu minggir aja deh Nin. Kamu mengganggu orang lain yang pingin denger
lanjutan ceritaku.” balas Haniv. Anin mendengus kesal, tapi tak urung juga ia
pergi. Ia malah menghempaskan tubuhnya ke bangku sebelah Haniv yang kosong ikut
mendengarkan cerita Haniv.
“ Ku kira kamu bakal pergi. Bukannya
kamu ngga tertarik sama hal yang beginian?” cibir Haniv. Anin mengangkat
bahunya tak peduli. Ia memang tidak tertarik pada cerita misteri tanpa logika
Haniv, tapi Anin sangat penasaran mengapa cerita tentang tangga ke 13 itu
menjadi sangat populer di kalangan teman-temannya. Dengan mimik serius Anin
mendengarkan cerita Haniv.
Beginilah cerita Haniv. Konon tangga
ke 13 itu tidak muncul begitu saja. Desas-desus yang beredar jika seseorang
menemukan tangga ke 13 itu, makhluk dari dunia lain akan membawanya ke dunia
mereka, sebab tangga itu merupakan gerbang antara dunia ini dan dunia mereka.
Kabarnya pernah ada salah satu kakak kelas yang secara kebetulan menemukan
tangga ke -13 itu, dan esoknya ia hilang tanpa bekas.
“ Bukankah itu hanya
melebih-lebihkan saja?” tanya Anin skeptis. Haniv menggerutu.
“ Terserah kamu sajalah Nin, makanya
aku nggak suka jika kamu ada di sini saat aku bercerita.”
“ Lagipula apa itu tangga ke-13?
Memangnya berapa jumlah tangga di sekolah kita?” tanya Anin lagi. Haniv
menghela napas kesal.
“ Dengarkan aku ya, kalo kamu naik
tangga, hitung aja anak tangganya. Pasti ada 12, nah kalo kamu menemukan ada 13
anak tangga, itu tuh yang disebut tangga ke 13.” jelas Haniv.
“ Kalo gitu kenapa namanya tangga
ke-13 bukan anak tangga ke 13?” Haniv hanya melotot mendengar pertanyaan konyol
Anin.
Anin termenung. Buatnya cerita Haniv
sama sekali tidak masuk akal. Logikanya menolak semua cerita Haniv. Tiba-tiba
ia mendapat ide. Anin akan mencari tangga ke -13 itu dan membuktikan pada semua
orang, kalau cerita tanpa logika itu sangat buruk dan tak beralasan. Anin
menetapkan hatinya. Nanti malam ia sendiri yang akan mencari bukti mengenai
ketidakberadaan tangga ke 13 itu.
*****
Malam sudah mulai masuk ke
pertengahannya. Cahaya bulan separuh tertutup oleh awan mendung yang sedari
tadi tak kunjung hilang. Anin telah berada di sekolah sejak petang lalu. Ia
telah mempersiapkan segalanya. Anin mulai berkeliling sekolah. Ada banyak
tangga yang menghubungkan lantai satu dengan lantai dua dan lantai dua dengan
lantai tiga. Anin mengeluh pelan, seharusnya tadi siang ia bertanya pada Haniv
dimana lantai yang dimaksudkan oleh teman sekelasnya itu. Jadilah Anin hanya
berputar-putar mengelilingi gedung sekolahnya.
Anin kini berada di gedung kelas X.
Bangunan gedung kelas X masih terhitung bangunan kuno. Banyak jendela besar dan
pintu dari kayu. Kabarnya sekolah Anin merupakan peninggalan Belanda, karena
itu banyak bangunan tinggalan Belanda yang masih berdiri kokoh. Anin langsung
menuju ke tangga yang menghubungkan lantai 1 dan lantai 2. Perlahan gadis itu
menaiki tangga sembari menghitung jumlahnya.
“ 11...........12........” Anin
membuang napas lega. Jumlah anak tangga itu 12. Tak ada yang aneh. Anin pun
melanjutkan perjalanan dari lantai 2 ke lantai 3. Hal itu terus Anin ulangi di
gedung-gedung yang ia kunjungi berikutnya. Sama. Semua anak tangga di setiap
gedung hanya berjumlah 12, bukan 13. Anin semakin tidak mempercayai cerita
Haniv. Ia menganggap cerita lelaki itu
hanya bohong belaka. Tak nyata.
Saat Anin memeriksa tangga terakhir
di gedung kelas XII, tiba-tiba saja angin semilir berhembus. Angin itu terasa
dingin, namun aneh membuat bulu kuduk Anin mendadak berdiri. Anin mengernyit.
Jelas sekali ia tidak ketakutan, tapi kenapa bulu kuduknya tiba-tiba berdiri. Tidak
hanya itu saja keanehan yang dialami Anin. Setelah angin itu berhembus mendadak
suasana terasa begitu sunyi. Padahal kurang dari semenit yang lalu Anin masih
bisa mendengar hewan-hewan kecil mengadu suara menimbulkan bunyi berisik yang
indah. Namun sekarang jangankan suara hewan beradu suara jangkrik tak dapat
terdengar. Anin mengencangkan jaketnya ke kedua sisi tubuhnya. Perasaannya
mulai tidak enak. Rasa takut yang tadinya tidak pernah ada di dalam dirinya,
mulai muncul sedikit. Anin bergegas pulang. Ia pun menuruni tangga. Entah apa
yang ada di pikiran Anin, ia justru menghitung jumlah anak tangga yang
dituruninya.
“ 12....1..3???” Anin mengernyit
heran. Bagaimana mungkin? Ia yakin sekali saat menaiki tangga tadi ia hanya
menghitung ada 12 anak tangga. Meyakinkan diri Anin kembali naik sambil
menghitung jumlah anak tangga.
“ 12,,,,,13,,...” Anin kembal
terkejut. Belum habis rasa terkejut Anin, senter yang ia pakai sebagai
satu-satunya penerangan mati. Anin terlonjak. Tiba-tiba di sekelilingnya Anin
mendengar banyak suara-suara. Suara rintihan kesakitan, kesedihan, dan
kemarahan bergaung di telinga Anin. Gadis itu hanya bisa membatu. Meskipun ia
ingin menjerit, suaranya tak bisa keluar. Ia hanya berdiri membiarkan
suara-suara itu bergaung di telinganya.
Sepasang mata merah tiba-tiba
memandangnya. Sontak Anin mundur ke belakang. Tubuhnya gemetaran. Sepasang mata
merah itu terus memandangnya. Anin tidak tahu makhluk apa itu. Kegelapan
membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas makhluk di depannya. Sepasang mata
itu semakin mendekati Anin membuat gadis itu terus melangkah ke belakang. Anin
bahkan tidak menyadari ia telah berdiri di ujung tangga. Sepasang mata merah
itu seolah-olah menyuruhnya untuk terus melangkah ke belakang.
“ Ah!” jerit Anin saat kakinya
tergelincir. Tubuhnya jatuh berguling di tangga. Anin mengeluh kesakitan.
Sekujur tubuhnya tak dapat digerakan. Matanya semakin berat seolah meminta
untuk ditutup. Ketika Anin akan menutup matanya sosok sepasang mata merah itu
menampakan diri. Anin sangat terkejut tapi tubuhnya terlalu sakit untuk
mengekspresikan keterkejutannya. Ia hanya bisa bergumam pelan.
“ Ternyata kamu..lah pelakunya.”
Esoknya berita Anin yang hilang
tersebar begitu cepat. Tidak ada yang tahu kemana gadis itu pergi. Hanya saja
senter miliknya ditemukan di bawah tangga di gedung kelas XII. Sosoknya hilang
bagai di telan bumi. Cerita mengenai Anin yang hilang dibawa makhluk dunia lain
karena menemukan tangga ke 13 langsung tersebar. Tak ada yang menyadari salah
satu diantara siswa-siswa itu menyunggingkan senyum licik dan puas.
****
Sudah lima kisah kuceritakan padamu.
Sudah bisakah kau mengambil makna dari kisah-kisahku. Apa kini kau mulai takut
dengan sekolahmu? Siapa tahu saja ternyata sekolahmu menyimpan begitu banyak
misteri yang mungkin tak bisa kau temukan bahkan jika kau menghabiskan waktu 3
tahun untuk mencarinya. Aku tidak sabar menanti reaksi mu ketika 7 kisah ini selesai kuceritakan padamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar